| 0 komentar ]

Sumpah Pemuda/Pemudi Pengangguran

kami pemuda/pemudi Indonesia
Bertanah Air Satu Tanah Air Tanpa Pekerjaan

kami pemuda/pemudi Indonesia
Berbangsa Satu Bangsa Pengangguran

kami pemuda/pemudi Indonesia
Berbahasa Satu Bahasa Kemiskinan

Djakarta, 28 Oktober 2008
/hb arifin

Read More......
| 0 komentar ]


Obama Menang, Langsung Teriak “Allahu Akbar”

JAKARTA - Seperti diprediksi banyak pengamat, Barrack Obama memenangkan pemilihan presiden Amerika Serikat. Begitu hasil uji petik cepat (quick qount) menempatkan murid SD Menteng Jakarta itu di urutan nomor wahid, Obama langsung berteriak,” Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar.” Teriakan gegap gempita ini diikuti oleh tim sukses Obama yang menyesaki ruangan di sebuah gedung berlantai 10.
Tak berselang lama, Obama menuju jendela. Ia melihat di halaman gedung itu telah sesak ribuan pendukungnya. Dengan senyum ceria, Obama langsung mengepalkan tangannya dan berteriak lantang,”Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar.”
Ribuan mulut pendukungnya dengan bersemangat turut meneriakkan “Allahu Akbar.” Banyak dari mereka masih ragu-ragu, tetapi begitu Obama bersuara lantang, para pendukung yang ragu itu spontan meneriakkan takbir. Satu di antara pendukung Obama yang menyesaki pelataran gedung itu Ust. Abu Bakar Baasyir. “You…up, up!!” Obama menunjuk Baasyir. Seketika itu pula, pria berjenggot putih itu dibopong beramai-ramai menuju tempat Obama. Baasyir menggenggam erat tangan Obama yang tampak hangat. “Ana khair, ana khair,” berkali-kali Baasyir mengucapkan kabar baik.
Obama memperkenalkan Baasyir kepada pendukungnya yang seketika itu senyap. “This is my friend. He is mujahid from Indonesia,” Obama memuji Baasyir. Ia lantang memberikan pidato singkat. “Amerika telah diteror dengan runtuhnya gedung WTC. Tetapi, tahukah wahai rakyat Amerika, para peneror itu bukanlah Osama bin Laden. Para peneror itu bukanlah Baasyir. Pemerintahan Amerika telah salah menghancurkan Irak dan Afghanistan. Saat ini, ketika saya terpilih sebagai Presiden Amerika, secara pribadi dan mewakili rakyat Amerika, saya menyampaikan permintaan maaf yang sebesar-besarnya kepada rakyat Irak, rakyat Afghanistan, dan Indonesia. Baasyir dan kawan-kawannya dari Indonesia telah menjadi korban perang terorisme yang digelar Amerika di seluruh dunia. I am sory my friend, I am sory Baasyir,” teriak Obama diikuti teriakan yang sama oleh seluruh pendukungnya yang kian lama kian membeludak dan memenuhi jalanan kota New York.
Setelah Obama, Baasyir mengambil mikrofon dan berpidato. “Amerika telah diserang akibat kesalahan Amerika sendiri yang tidak berlaku adil kepada kawan-kawannya, kepada rakyatnya, juga kepada negara-negara di belahan dunia. Siapa pelakunya, mari kita cari ke dalam pemerintahan George Walker Bush. Obama harus menuntaskan perang terhadap terorisme ini dengan baik agar Amerika bisa bangkit menjadi negara adidaya yang baik dan adil. Karena kalau Amerika tidak adil, krisis keuangan global ini akan membangkrutkan Amerika hingga semiskin-miskinnya. System ekonomi harus diubah menjadi system syariah. Pemerintahan Amerika harus diubah menjadi pemerintahan khilafah. Inilah perintah Allah yang benar, Allahu Akbar, Allahu Akbar…” Di sepanjang jalan kota New York teriakan “Allahu Akbar” terus berkumandang. Stasiun televisi menayangkan pidato ini secara live. Berbagai pengamat memberi komentar baik atas isi pidato dua tokoh dunia itu.
Gerakan khilafah dimulai dari New York. Obama ditahbiskan menjadi presiden sekaligus pemerintahan tertinggi Khilafah Islam. Uniknya Obama tak mengubah status agamanya. Ia tetap memeluk agama lamanya. Tetapi, ia menerapkan seluruh system pemerintahan dan keuangan syariah.
Pidato Obama yang disiarkan oleh 1500 televisi di seluruh dunia ini membuat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menangis. Ia memanggil Jaksa Agung Hendarman Supandji dan pengacara Tim Pembela Muslim. Saat pertemuan terjadi, Presiden SBY itu langsung meminta TPM mengajukan grasi. “Aku akan mengabulkan grasi sebelum Obama dilantik,” tandas SBY. Imam Samudera, Amrozi dan Ali Gufron dan seluruh pelaku terorisme dibebaskan.
Seketika itu, aku terbangun dari tidur. “Subhanallah, mimpi apa aku barusan. Seolah Amerika telah menjadi khilafah. Seolah Indonesia dipimpin oleh presiden yang suka menangis.” Aku menyalakan televisi. Kukucek mataku berkali-kali. Berita di televisi menyebutkan Amrozi dkk akan dieksekusi awal bulan November dan pemilihan presiden AS belum terjadi. “Edan!! Mimpi kok seperti sungguhan!! Ratusan orang tewas, pelakunya dieksekusi yo ben! Gak urusan.” (***)








Read More......