| 0 komentar ]

Tayangan televisi itu membuat Jupri tersedak. Ubi yang baru saja diseruputnya dari semangkok kolak buka puasa melompat mengenai gundul kepala anaknya. ”Ayah...!!!” Si anak nyaris memakinya. ”Maafkan Ayah, Nak..” hati Jupri berdesir. Nuraninya membisikkan sesuatu ”Inikah hadiah kemenanganmu, Presiden!!” Ruang makan itu menjadi tak nyaman. Si isteri melotot seperti ingin menelannya. Televisi dimatikan ketika si aktor, Asrul sedang memandangi lima anaknya berebut sebungkus nasi ransum.



Ramadhan betulkah telah datang. Jupri meletakkan mangkok di meja dan ia mencari angin di teras. Ia memandangi langit yang tiba-tiba gelap. Udara berjingkat-jingkat. ”Mungkin sebentar lagi hujan,” Jupri berkata dalam hati.

Ia memutar kembali tayangan televisi yang membuatnya hampir muntah. Semua harga kebutuhan pokok naik. Harga seikat kangkung yang dulunya cuma lima ratus perak kini berubah menjadi 1.500 rupiah. ”Keterlaluan!!” Tarif jalan tol dinaikkan menjelang lebaran, usai lebaran harga elpiji dinaikkan. Utang IMF juga bertambah. ”uhukkk..uhuk..uhukk..!!! Jupri terbatuk-batuk sendirian.

Ia gelisah. Gajinya sebulan bisa ludes sebelum akhir bulan. ia membayangkan keributan kembali terjadi di keluarganya. Jupir kembali terbatuk – batuk. ”uuhukk...uhuukk...uhuk...!!!” Jupri tak bisa menghentikan batuknya dan ia terjengkang. ”Ayahhh....!!!’ Anaknya Jupri menangis. Isterinya histerisss!! (si ragil)



0 komentar

Posting Komentar