| 0 komentar ]

Bismillahirrohmanirrohim...
Laailaaha Illa Allah..Muhammad Rasulullah..


"Wahai, taghut-taghut...saksikanlah. Aku tak akan pernah berhenti. Selama Allah memberiku napas, aku tak pernah berhenti merakit bom, membunuh kamu semua, hingga kamu sujud dan memohon ampun kepada Allah dan Rasul-Nya...ini wasiatku kepada seluruh umat muslimin. Jangan pernah menyebut kami teroris. Merekalah yang teroris. Yang membunuh umat Islam yang tak berdosa. Mereka hinakan ibu-ibu, perempuan-perempuan, memperkosanya seperti binatang. Mereka adu domba kaum sunni dan syiah seperti mereka mengadu hewan peliaraan. Mereka menuduh negeri-negeri muslim menyimpan nuklir, padahal merekalah yang membuat senjata pembunuh umat manusia. Mana yang benar: Kami atau mereka. Mana yang benar: Kami atau mereka. Kami yang benar dan merekalah yang salah. Dan mereka akan kalah melawan kami. Karena kami memilih mati. Sedangkan mereka memilih hidup. Mereka takut mati.



Kami tak akan pernah berhenti. Kami akan meneror mereka, negeri-negeri yang menjadi kaki tangan mereka, orang-orang yang menjadi antek mereka, pemimpin-pemimpin negara yang menjadi taghut, dan cecunguk mereka. Kami akan terus merakit bom, membuat bomber-bomber baru dari anak-anak muda yang berani, yang memiliki nurani jihad, yang mengobarkan api kesucian, yang rela mati untuk agamanya. Kami akan selalu menjadi hantu bagi mereka, yang menakut-nakuti hidup mereka, membuat cemas dan was-was. Kami akan selalu hadir d =i mana pun mereka bersmbunyi. Kami akan selalu ada di setiap mereka terjaga. Kami akan selalu hinggap di setiap tanah yang mereka pijak. Mereka sudah terkepung oleh kami. Mereka tak bisa ke mana-mana lagi. Mereka tak bisa bergerak. Mereka tak bisa bersuara. Mereka hanya akan berteriak. Karena kematian akan segera datang dan merampok nyawa mereka.

Wahai, taghut-taghut, penyebar kejahatan dan kemusyrikan. Saksikanlah janji kami. Karena janji ini berasal dari Tuhan kami. Kami akan selalu membuat mereka gelisah dan tak bisa tidur. Kami akan senantias berjalan di urat-urat nadi mereka hingga mereka mengalirkan darah kegetiran hidup. Mereka tak akan bisa lari dari kepungan kami. Kami telah pengaruhi otak mereka dengan api, dengan letusan bom, dan rakitan peluru. Kami sangat dekat. Lebih dekat dari denyut nadi mereka. Tetapi mereka tidak akan pernah tahu. Kami yang mengetahui mereka. Ke mana pun, di mana pun, kami akan mengawasi. Karena kami, adalah hamba Allah yang mengetahui dan mengawasi.

Kematian Ibra di Tema Gung itu bukanlah kematian. Ibra akan hidup. Ia kini di surga. Bersama bidadari. Bersama kehidupan yang kekal: abadi. Kematian mereka hari ini dalah kemenangan di hari nanti. Kami akan mencatatnya untuk kado bulan madu pejuang-pejuang kami, mujahid-mujahid kami. Kematian Ibra dan ikhwan-ikhwannya adalah hadiah terindah untuk kami karena kami akan menjadi lebih kuat dan bertawakal. Kami akan lebih cepat bergerak dan bertindak: untuk lekas-lekas mengebom lagi, membunuhi semua yang menolak kami, memusuhi umat yang kami cintai.

Kami tidak takut dan tak akan pernah ketakutan. Kami akan hidup sekarang dan selamanya. Jasad kami boleh remuk oleh bom rompi. Tetapi itu hakikatnya kami telah melamar kepada Allah, Tuhan kami, bahwa kami ingin tidur sejenak untuk istirahat kami. Allah akan bersama kami. Orang-orang yang berjuang menegakkan agama kami. Inilah janji Allah. Siapa yang membela agama Allah, Allah yang akan menjaganya.

Kami tetap tak pernah akan berhenti. Kami akan selalu datang. Sekarang atau nanti. Waspadalah, karena kami tidak menggertak. Kami pasti akan kembali: membuat kematian panjang, dengan ceceran darah dan jeritan abadi.

wassalamualaikum
Hamba Allah yang Selalu Bertawakal

Mudin

0 komentar

Posting Komentar