| 0 komentar ]

Sumpah Sampah!!

“Sumpah aku tidak ikut merekayasa,” kata Lurah Sudrun sambil berlalu meninggalkan kerumunan wartawan. Biasanya kalau namanya dijadikan target, ia langsung berdiri di podium dan mengatakan,” Mereka ingin membunuh saya. Target diarahkan ke Pak Lurah.”



Dasar wartawan, mulutnya selalu saja usil. Sambil berlari, seorang wartawan nyeletuk lagi. ”Tapi nama Bapak terekam dalam percakapan,” si wartawan menodongkan recordernya sambil nyengir. ”Sumpah dah!! Saya tak terima uangnya. Dia cuma sekali saja ke rumah dan saya tak menyanggupi permintaannya!!” ”Lho, berarti Bapak tahu dong rencana jahat mereka?!!” ”Sumpah saya tidak tahu. Dia hanya menyodorkan selembar surat di meja dan saya tak membacanya,” Pak Lurah bergegas menuju ruang kerjanya.

Si wartawan makin panas. ”Siapa saja yang mendatangi Bapak dan apa yang disampaikannya??!!” ”Sumpah aku cuma tahu salah satu saja dari mereka. Dua lainnya aku baru tahu dari yang satunya. Sumpah saya tak mengerti. Tadinya uang itu untuk mendukung kampanye, tapi saya tak mengizinkan. Sumpah tiba-tiba banyak poster saya di mana-mana dan saya menang!! Sumpah saya tak tahu. Sumpah dah!!” (si regar)

Jakarta, 28 oktober 2008


0 komentar

Posting Komentar