| 0 komentar ]

Mencontreng Siapa Hari Ini?
Oleh: Heru B. Arifin/artikel faktanews

Udara masih berasa segar ketika Capres Megawati Soekarnoputri memasak soto ‘merdeka’ di kediamannya di Kebagusan. Dengan memakai celemek, Mega terlihat begitu ‘ibu-ibu.’ Setelah menjadi “juru masak andal,” Mega berubah menjadi politisi tangguh setelah mencopot celemeknya dan menyampaikan pidato politik. Pidato politik ini sempat dilaporkan Tim Sukses ke Bawaslu karena dianggap menyampaikan visi-misi.

Pada hari yang sama, ketika udara Jakarta tetap teduh, Capres Susilo Bambang Yudhoyono menjalankan tugas kenegaraan. Capres SBY melakukan telewicara dengan 11 gubernur di seluruh Indonesia. Tepuk tangan sempat memecah ketegangan ketika SBY berpantun, “bunga selasih tak pernah layu, terima kasih, thank you.” Malam harinya, di kediaman SBY tak kurang lima ribu orang melantunkan doa dan dizikir untuk suksesnya pemilu presiden dan kemenangan kedua kalinya dalam pemilu.

Masih di Ibu Kota, Capres Jusuf Kalla disibukkan menerima tamu-tamunya di Jalan Mangunsarkoro. Mereka sejumlah tokoh masyarakat dan tokoh lintas agama. Malam harinya, Jusuf Kalla melanjutkan doa dan dzikir bersama untuk suskesnya pemilu presiden dan tentu kemenangannya.

Pemilu presiden dilakukan hari ini, tanggal 8 Juli tahun 2009. Mulai pagi pukul 07.00 hingga matahari persis di atas kepala pukul 12.00 pemilih yang terdaftar dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) bisa menggunakan hak pilihnya. Pemilih yang menggunakan KTP dan paspor bisa menggunakan hak pilihnya antara pukul 12.00 hingga 13.00. Pemilih yang menggunakan KTP jangan lupa membawa kartu keluarga. Penggunaan KTP dan paspor diperbolehkan setelah Mahkamah Konstitusi mengetuk palu perubahan hasil judicial review UU Pilpres.
Mencontreng siapa hari ini? Inilah pertanyaan inti dari gelegar kampanye selama berbulan-bulan di berbagai media massa, di televisi, media cetak, radio, hingga di dunia maya internet. Ratusan milyar hingga trilyunan rupiah uang dihabiskan untuk menjawab satu pertanyaan inti tersebut: mencontreng siapa hari ini.

Pertanyaan itu sengaja dibuat dengan kalimat mencontreng siapa dan bukan mencontreng apa, karena mencontreng siapa lebih mudah, simpel, dan lebih personal. Mencontreng siapa memberi gambaran personalisasi program, gagasan, visi-misi, karakter, penampilan, ideologi, bahkan pertautan emosi. Berbeda dengan pertanyaan mencontreng apa, karena mencontreng apa berarti perlu gambaran yang lebih rinci, detail, menyangkut program kerja, gagasan, ideologi, visi-misi, dan konsep menjadi.

Pemilih membutuhkan waktu, pikiran, tenaga, bahkan alat untuk menemukan kembali lembaran-lembaran progran kerja, visi-misi, dan ideologi yang ditawarkan pasangan capres dan cawapres. Personifikasi pasangan tokoh capres dan cawapres lebih mendekatkan pilihan pemilih tentang program kerja, visi-misi dan ideologi.

Pertanyaan kemudian berlanjut siapa tokoh capres dan cawapres yang akan dipilih para pemilih di hari pencontrengan hari ini. Megawati-Prabowo-kah, Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono-kah atau Jusuf Kalla-Wiranto? Pilihan politik pemilih hanya ada tiga. Jika ingin memilih Dedy Mizwar, tentu tidak bisa, meskipun tokoh Nagabonar itu juga mengajukan diri sebagai capres.
Pemilih tentu sudah memiliki bekal sebelum mencontreng pilihan-pilihan politik itu. Ada banyak saluran informasi yang bisa diakses, terdapat ribuan kesempatan untuk mendatangi tempat-tempat kampanye, dan berjam-jam tayangan televisi dan siaran radio mengisahkan pandangan, gagasan, dan program para kandidat.

Bekal paling penting para pemilih adalah informasi yang meyakinkan, rasional, bisa dibuktikan, dan dijamin bahwa pasangan capres dan cawapres yang akan dicontreng bisa memberikan harapan bagi pemilih. Pemilih yang pengangguran bisa memiliki harapan untuk bisa bekerja kembali. Pemilih yang miskin punya harapan untuk keluar dari kemiskinannya. Pemilih yang memiliki anak-anak usia sekolah bisa memiliki harapan agar anak-anaknya bisa bersekolah. Pemilih yang pengusaha bisa memiliki harapan bisa berusaha dengan lebih baik. Pemilih yang pegawai bisa memiliki harapan bisa memperbaiki mutu dan kesejahteraannya sebagai pegawai. Pemilih yang petani, nelayan, mahasiswa, pelajar, buruh, serta pemilih lainnya bisa memiliki harapan agar lima tahun ke depan lebih terjamin kualitas hidupnya.

Harapan inilah satu-satunya bekal yang paling penting dibawa ke Tempat Pemungutan Suara. Mencontreng pasangan yang bisa menjamin masih ada harapan untuk meningkatkan kualitas hidup, setiap individu warga negara, keluarga, masyarakat, bangsa dan negara, itulah yang seharusnya dipilih. Sebab, tanpa harapan, akan menjadi apa dan menjadi siapa diri kita, bangsa dan negara kita. Selamat mencontreng. (***)

0 komentar

Posting Komentar