| 0 komentar ]


***Kesaksian Isteri IG Agung Rai, Korban Bom JW Marriot
Sambil Tiarap, Ia Melihat Orang Beteriak ”Allahu Akbar”

Bom kembali menyalak di Ibu Kota, kemarin. Lagi-lagi Hotel JW Marriot, di Mega Kuningan, menjadi sasarannya. Tetangga Marriot, Hotel Ritz Carlton, juga ikut terkena dampaknya. Ledakan besar terjadi di sana. Putra Bali asal Kramas, Gianyar, ikut menjadi korban. Berikut kesaksian IG Ayu Dasini, isteri IG Agung Rai-- anggota Badan Pemeriksa Keuangan RI.

”Saya baru saja selesai sarapan di restoran Syailendra,” tutur IG Ayu ketika menemui Bali Post, di Rumah Sakit MMC Kuningan, Jakarta, petang kemarin, mengawali ceritanya. Wajahnya masih terlihat pucat. Suaminya, IG Agung Rai, tergolek di ruang 318. Kaki kirinya terkena pecahan kaca. ”Lukanya panjang, sekitar 20 cm dan dalam,” tutur IG Ayu sambil memanjangkan ibu jari dan kelingkingnya. Pelipis kirinya juga terluka terkena percikan kaca. Dua security berjaga di depan pintu. Mereka tak mengizinkan wartawan masuk.

Pagi itu, IG Ayu dan IG Agung Rai sedang menjamu tamu-tamu asing setelah mengadakan pertemuan Supreme Audit Institute, di Hotel JW Marriot, sejak Selasa lalu. Sedikitnya 15 negara ikut menjadi peserta. IG Agung Rai menjadi ketua panitianya. Kemarin, pertemuan sudah selesai. Tinggal beberapa tamu saja asal Mesir, Irak, Amerika, dan Malaysia, yang masih tersisa.

Setelah santap pagi, IG Ayu pamitan untuk mengambil semua barang di lantai 27. IG Ayu mencari porter sambil memencet lift. Sementara suaminya IG Agung Rai mengantar beberapa tamunya menuju lobi hotel. Saat itu pukul 08.00 kurang 10 menit, ketika sebuah bom meledak dahsyat. ”Lift masih berada di lantai satu setengah. Lift terasa bergetar dan keluar asap. Saya pikir, lift jebol. Saya panik,” kisah Ayu. Dua pegawai hotel sempat menenangkannya.

Tak berapa lama, suaminya telepon. ”Kita selamat, kita selamat,” setelah itu sinyal terputus ”tuuttt....” Ayu makin bingung. Ia masih terjebak di dalam lift. ”Saya terkurung, saya terkurung...,” teriaknya berkali-kali kepada suaminya. Ia tak sadar sambungan telepon telah terputus. Ayu kemudian dibawa ke lantai dua. ”Saya dibawa ke dapur. Saya kaget, lho dapurnya kok berantakan,” Ayu belum menyadari jika terjadi ledakan bom.

Sejumlah protokoler BPK kemudian datang dan mengevakuasi Ayu ke belakang hotel. ”Di sana saya bertemu suami,” akunya sambil terisak. Ayu kaget bukan kepalang ketika melihat kak kiri suaminya berlumuran darah. ”Pecahan kaca menancap ke kaki kiri Bapak,” tuturnya. Segera setelah itu, sebuah ambulans membawa keduanya ke RS MMC, tak jauh dari Marriot.
Berlumuran Darah

Setelah peremuan itu, Agung Rai bercerita tentang kejadian di lobi hotel. Ia baru saja sayonara pada tamunya tiba-tiba ledakan berdentum ”buuummm....” ”Bapak langsung tiarap..untungnya Bapak tak pingsan,” tutur Ayu. Ia melihat seorang,w arga negara Indonesia, bukan WNA, berlumuran darah, dari kepala hingga badannya. ”Orang itu sempat meneriakkan Allahu Akbar,” kata Ayu. Beberapa kali ia menghela napas. ”Bapak tidak tahu apakah dia pelakunya atau tidak. Bapak tidak mengetahui sumber ledakan, di depan atau di belakangnya. Tahu-tahu terdengar ledakan besar,” katanya sedikit gemetar.

Begitu ledakan terjadi, Agung Rai tiarap ke lantai. Ia langsung mengambil inisiatif menelepon isterinya. Begitu tahu isterinya menjawab, hatinya plong. Berarti isterinya selamat. Lalu ia menelepon anaknya yang baru saja tiba di Bali. Begitu mendapat telepon, anaknya langsung kembali ke Jakarta dengan menggunakan pesawat yang sama. ”Bapak juga sempat menelepon Pak Anwar Nasution (Ketua BPK)yang saat itu masih berada di Tokyo Jepang Bapak mengabarkan kejadian,” imbuh Ayu.

Asap mengepul. Kaca hotel berantakan. Kursi-kursi restoran yang baru saja dipakainya jempalitan. Bali Post melihat kondisi lobi Hotel JW Marriot amburadul. Sebuah dinding kaca nyaris ambrol. Sayang, Agung Rai tidak memperhatikan ke sekeliling, apakah ada orang mengenakan rompi dan menggendong bom. ”Bapak hanya menyaksikan orang berlumuran darah dan berteriak Allahu Akbar. Itu saja. Apakah itu pelakunya atau korban, entahlah,” katanya datar.


Orang itu berada tak jauh dari Agung Rai merebahkan badannya ke lantai.

Menurut Ayu, Agung Rai tak menyangka menjadi korban ledakan bom di hotel ini.
Belasan menit kemudian, sambil terpincang-pincang, Agung Rai dievakuasi oleh beberapa anggota protokoler BPK. ”Syukurlah, kami masih selamat. Itu yang diucapkan Bapak berkal-kali.” (heru b. arifin)

0 komentar

Posting Komentar