| 0 komentar ]

Banjir Datang, Rubiah Histeris di Kuburan

Rubiah, ibu muda, itu tak bisa membopong bayinya yang baru tiga hari melek. Vaginanya juga masih sakit luar biasa. Tetapi, ia mesti mengungsi. Jakarta banjir. Hujan tumpah seperti atap roboh. Perempuan isteri kuli panggul di pasar Cipinang itu hanya bisa menangis. Tetangganya sudah tak ada. Mereka mengungsi sejak sebelum subuh. Pengungsian satu-satunya yang paling aman di tanah kuburan. Letaknya lebih tinggi dari perkampungan warga, juga tanah di bantaran kali. "Tolong, tolong!!" suaranya nyaris tak terdengar. Tapi ia tetap berusaha berteriak.

Ia harus melawan derasnya air bah. Rumah kontrakan yang mirip kandang ayam itu sudah tak mampu bertahan: nyaris roboh. Rubiah mendekap bayinya erat-erat. Ia pun kembali berteriak. Tetapi subuh berdentam dai Rubiah bangun dari tidurnya. "Di mana anakku," katanya. Bayinya hilang, entah ke mana. Rubiah histeris di tegah gaduhnya pengungsian di tanah kuburan. (si regar)

0 komentar

Posting Komentar