| 0 komentar ]

Mas Habe,
Maaf, sekedar usul, baiknya, email yg ditulis dengan kacamata fiksinews itu dimunculkan dalam subject label fiksinews agar jelas itu dari fiksinews, bukan faktual. Orang banyak sibuk dengan berbagai kegiatan dan email seabreg diterima tiap hari, nanti bisa2 salah tangkap yg fiksi dikira faktual, itu berabe.

Akan lain jika pada subject email ada tag itu fiksinews. Jika tidak, batas akan kabur. Contohnya, iklan yg seolah news, tidak nyaman, karena bisa misleading di awal. Untuk fiksinews, akan beda jika disodori dulu dengan tag itu fiksinews, sehingga pembaca akan menyikapi lain.

Ide fiksinews bagus, sih, pampangkan hal ideal yg diharapkan atau paparkan gambaran fakta diandaikan itu terjadi, namun yaitu tadi, di tengah kesibukan dan waktu sempit, orang perlu cepat tahu mana fakta, mana fiksinews dengan bantuan label tag agar tidak kabur.

Lihat saja info di bawah dan judul subject email, sekilas seperti sungguhan.
Kecele jadinya.

Saya juga ingat sinetron SUAMI-SUAMI TAKUT ISTRI. Sitkom itu membuat kacau antara komedi dan kekerasan, main jewer kuping namun jadi bahan tertawaan karena dianggap lucu. Anak2 dibiarkan ikut serta dalam sitkom orang dewasa, lalu muncul anak2 yg suka minta duit dengan nodong jualan info. Bapak2 ditampilkan genit duduk2 mepet si janda muda Mbak Prety, peluk2, pegang tangan. Ibu bukan pajanan yg baik bagi anak2. Jadi kacau balau lihat sitkom ini.

Nah, sebaiknya jangan buat kacau, dengan memberikan label tag yg jelas untuk fiksinews. Maaf, jika tidak berkenan.

Salam,Pangesti

Lihat rujukan ini:Fiksinews merupakan sebuah karya fiksi yang ditulis dengan gaya berita-sastra dengan tetap melihat isu-isu berita terkini. Fiksinews lahir dari ketidakpercayaan terhadap berbagai pemberitaan formal dan berbagai kebohongan. Fiksinews diciptakan untuk mencari alternatif peristiwa yang diolah secara imajinatif. Fiksinews bukan berita faktual tetapi hanya sebuah berita fiksi.

JADI INFO DI BAWAH BUKAN SUNGGUHAN!!! tapi pembaca bisa saja terjebak!!!

tanggapan:

Ide tulisan ini datang ketika saya sedang lewat di terowongan semanggi. jalanan ancur, lalu lintas padat. andaikan ada yang terjebak kubangan dan jatuh. apa yang akan terjadi?? mumpung belum terjadi, saya menulis peristiwa mengenaskan ini. saya pernah jatuh di atas flyover kuningan dan sakitnya minta ampun. untungnya sebuah sedan tak segera menabrak saya. reflek mengajarkan, injak rem segera!! coba jika reflek mengajarkan lain: tabrak sajalah. apa jadinya saya. mungkin saya tak lagi bisa menulis. ya mungkin. mungkin tangan saya sudah putus, kepala saya pecah dan badan saya remuk. mungkin juga saya sudah tinggal nama. padahal waktu itu saya sedang punya agenda penting: survei sekoah di Babelan bekasi untuk membagikan sepeda gratis kepada siswa tak mampu akibat naiknya harga BBM.

Satu hal lagi yang selalu enggelisahkan saya. Jika anda terjebak, kecele dengan fiksinews, itu masih belum seberapa. coba bayangkan jika berita-berita di media-media formal itu membuat berita yang isinya fiksi, akibat narasumber yang mengumbar informasi fiktif. kasus hukum, politik, ekonomi, dan lainnya ternyata cuma fiktif. Apakah ini terjadi? Indikasinya banyak. Coba lihat saja pertentangan antarpolitisi di DPR, terdakwa dan saksi-saksi, elite politik, di nasional dan daerah. Lihat, rekam, dan saksikan. siapa yang menebar informasi fiktif??

habe arifin

0 komentar

Posting Komentar