| 0 komentar ]

Percakapan Pak Otrah dengan Malaikat


Pak Otrah (PO) tidur lemas. Kesadarannya nol. Ia normal dalam dunia lainRupaya ia bertemu malaikat pencabut nyawa berinisial (IZ)

PO : Kamu siapa?
IZ : Aku malaikat(Pak Otrah gemetar bukan kepalang. Ia menggigil)

PO : Mengapa kamu ke sini
IZ : Aku barusan baca koran, katanya kamu meninggal. Apa benar kamu meninggal(Pak Otrah makin kedinginan. Bibirnya terkatup rapat. Dokter menyebut hemoglobin menurun drastic dan terjadi kegagalan multiorgan. Dokter memasang ventilator.)

PO : Mengapa kau tanyakan itu kepadaku. Bukankah mati hidupnya seseorang urusan Tuhanmu dan kamu yang melaksanakannya.
IZ : Aku masih PK. Kamu divonis mati. Pengadilan banding dan kasasi juga demikian. Tapi, aku merasa, sebaiknya aku gunakan seluruh jalur hukum yang ada hingga tuntas. Bukankah PK tak dilarang dalam aturan hokum.(Izroil membawa tongkat dan buku catatan setebal gunung semeru)

PO : Itu apa kok tinggi banget tumpukan bukunya?
IZ : Itu catatan dosamu(Pak Otrah langsung koma. Tim dokter menggelar konferensi pers dan menyatakan Pak Otrah kolaps). Begitu ia sadar lagi, Pak Otrah bertanya lagi.

PO : Lalu yang itu apa? (Ia menunjuk lautan)
IZ : Itu juga dosamu yang luasnya melebihi luas lautan di negerimu(Pak Otrah koma lagi. Tim dokter menggelar konferensi pers dan menyebut terjadi kegawatan yang sangat. Menteri Kesehatan menyebut terjadi kehidupan palsu. Begitu sadar, Pak Otrah bertanya lagi)

PO : Lantas, yang ada di tanganmu (Pak Otrah menunjuk tongkat)
IZ : Oh itu kan tongkatmu

PO : Kenapa ada di kamu
IZ : Aku disuruh menjadikan tongkat ini sebuah naga raksasa.

PO : Untuk apa naga itu?
IZ : Untuk mengunyah-ngunyah kepalamu(Pak Otrah tak bangun lagi).

Pengadilan menolak PK Pak Otrah.


Jakarta, 15 Januari 2008Habe Arifin

0 komentar

Posting Komentar