| 0 komentar ]

Menjadi Guru Berbasis Internet
Drs. Farid Faruq

Dunia itu semakin datar. Segala informasi begitu cepat dan mudah diakses. Dunia ilmu pengetahuan begitu mudah didapatkan hanya dengan sekali klik. Semuanya menjadi serba mudah, murah, dan menyenangkan (3M). Generasi muda kini menjadi generasi yang serba cepat dan terkadang instan.

Sekolah rupanya belum seratus persen menyadari masalah ini. Dunia yang semakin datar tidak diantisipasi dengan cepat dan tepat. Betul, sekolah telah mengembangkan jaringan pendidikan nasional (jardiknas). Tetapi, jaringan ini seolah tanpa arti karena tidak dioptimalkan. Betul juga sudah ada berbagai fasilitas Depdiknas yang dikatkan dengan dunia internet. Tetapi, sudahkan Depdiknas mengimbanginya dengan memberikan pendidikan bagi guru agar lebih melek internet? Ini yang belum disentuh.

Guru berbasis internet masih merupakan mitos. Ini terjadi karena selama ini guru lebih disibukkan oleh metodologi pengajaran konvensional, berceramah di depan kelas. Guru seolah resisten terhadap berbagai kemajuan teknologi informasi dan komunikasi. Padahal, guru seharusnya menjadi peselanjar andal yang harus mengarungi derasnya ombak agar bisa memberikan pelajaran terbaik sebagai bekas kehidupan di masa akan datang bagi murid-muridnya. Tidak bisa dibayangkan bagaimana guru mengajarkan ilmu-ilmu usang kepada siswa padahal siswa harus menghadapi dunia masa depan yang lebih global dan serba super ini.
Persaingan global tidaklah mudah. Siswa harus memiliki banyak keahlian, keterampilan, dan kreativitas (3K). Tanpa 3K itu, sulit sekali siswa bisa melakukan penetrasi terhadap kompetisi global.

Untuk mencapai tahap itu, kuncinya terletak pada guru. Selain membekali siswanya keahlian ilmu, guru merupakan fasilitator dan mediator untuk meningkakan keterampilan dan kreatifitas siswa. Di tangan geneasi muda bangsa ini akan diserahkan. Jika guru di sekolah tidak memiliki kompetensi global, tidak mahir memanfaatkan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi dan tidak kreatif dalam melakukan pembelajaran, sulit membayangkan bagaimana generasi muda ke depan dalam menghadapi dunia global yang semakin datar ini.

Di era sekarang ini, guru memang banyak dituntut memperbaiki kualitas dirinya. Di era teknologi informasi dan komunikasi yang semakin maju pesat, guru juga dituntut menguasai dan memanfaatkan kemajuan teknologi ini untuk pembelajran. Menjadi guru berbasis internet sangat penting. Lebih penting lagi guru yang bisa menggunakan fasilitas internet dalam pembelajaran. Hakikatnya guru adalah fasilitator, mediator, dan transformator berbagai ilmu dan sumber daya.

Kini saatnya, pendidikan guru dalam menguasai kemajuan teknologi informasi dan komunikasi diutamakan. Semua pihak, tak hanya pemerintah, perlu berlomba-lomba melakukan upaya untuk serius mendidik guru agar lebih sadar memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran.

Untuk sementara, guru sebaiknya mengabaikan factor negatif di internet. Dengan bekal moral yang baik, guru bisa menepis berbagai efek buruk itu. Termasuk juga mengajarkan agar siswa memanfaatkan teknologi untuk kebaikan dan bukan mencari hal-hal yang buruk. Sudah saatnya guru tidak memandang kemajuan teknologi sebagai sesuatu yang negative. Sudah saatnya guru bangkit melawan stigmatisasi dirinya sendiri. (***)

***Penulis, praktisi pendidikan

0 komentar

Posting Komentar